Mengelola Risiko dalam Kehidupan dan Bisnis

Hello Mafreen...

Saya mendapatkan beberapa tanggapan dari newsletter yang saya kirim sebelumnya.

Style newsletter yang sekarang terasa lebih pas...

yeah, saya pribadi lebih enjoy dengan style yang seperti ini.

Terima kasih atas semua kata-kata baiknya. Senang anda bisa menyukainya.

Aniway...

Apa yang saya punya untuk anda di sabtu yang ceria ini :

Ada 3 artikel menarik yang udah saya baca sebelumya dan saya ingin berbagi pemikiran saya dengan anda.

Pertama, pernah denger "quiet quitting" di tempat kerja? Atau mungkin pernah ngalamin?

Saya pernah kerja dalam sebuah perusahan, dan posisi yang saya isi - orangnya melakukan "quiet quitting".

Yaps, doi keluar dari pekerjaan tanpa memberitahu rekan kerja atau atasan secara langsung.

Saya sendiri gak tau pasti alasan dia melakukan itu - namun berdasar artikel yang saya baca...

itu karena mereka merasa tidak mendapat umpan balik atau dukungan dari rekan atau mereka di tempat kerja.

Saya pribadi lebih memilih menjaga sebuah komunikasi, karena dengan komunikasi yang jelas adalah kunci untuk mencegah fenomena tersebut.

Kita melompat ke artikel kedua - John Wick, sepertinya hampir sebagian besar orang tau film tersebut...

Ini tentang karakter dalam film John Wick yang pantas mendapatkan film spinoff mereka sendiri.

Yaps... ini emang gak terkait dengan dunia bisnis, tapi saya pikir kita bisa belajar banyak dari karakter-karakter film tersebut.

Beberapa di antaranya mengambil risiko besar untuk mencapai tujuan mereka, dan kita harus mempertimbangkan secara matang sebelum mengambil keputusan besar terkait bisnis kita.

Finnally kita lanjut artikel ketiga...

Banyak orang merasa takut dan khawatir tentang risiko, tetapi seringkali risiko itu hanya tampak, dan tidak nyata...

Risiko nyata adalah risiko yang dapat diukur dan diprediksi, sementara risiko tampak adalah risiko yang terlihat besar atau menakutkan, tetapi sebenarnya risikonya kecil atau tidak ada sama sekali.

Email marketing adalah sebuah risiko nyata - itu bisa diukur dari berapa banyak yang membuka dan baca email dan sehingga bisa diprediksi lebih jelas siapa yang benar-benar minat dengan penawaran kita.

Asumsi tentang gak banyak orang yang gak baca email - itulah sebuah contoh risiko tampak.

Seringkali orang lebih sering merespons risiko tampak daripada risiko nyata, yang dapat mengarah pada kekhawatiran berlebihan atau keputusan yang tidak rasional.

Sekarang izinkan saya tarik benang merah dari ketiga artikel tersebut...

Penting untuk memahami risiko dalam karier dan bagaimana cara mencegahnya. Komunikasi yang jelas, pemikiran matang sebelum mengambil keputusan besar, dan pengumpulan data yang akurat bisa membantu kita dalam meminimalkan risiko yang tidak diinginkan.

Make sense? Saya harap begitu...

Good luck and enjoy your wiken...

~yudi capung

Source artikel :